Saturday, December 28, 2013

cerpen saya : Apa yang Ada di Kepalaku

Apa yang Ada di Kepalaku?

Namaku Aldo, aku kini tengah berlibur di Pulau Dewata bersama rombongan sekolahku. Kami kini tengah menuju salah satu pura di Desa Sangeh. Di perjalanan kami dijelaskan tentang  tempat itu oleh guide kami, ternyata tempat itu berada di tengah hutan pala. “Wah ini pasti sangat menyenangkan,”ucapku dalam hati.
Setelah sampai di tempat itu, kami dijelaskan tentang apa yang dilarang dan boleh dilakukan. Setelah mendengar penjelasan panjang lebar, aku bersama teman teman langsung berangkat masuk ke tempat itu, tetapi tentunya kami ditemani seorang guide,sebab bisa bisa kami hilang di tengah hutan jika kami berjalan sendiri.
Sebelum masuk ke pintu gerbang aku sudah mengeluarkan satu bungkus kacang karena guide kami telah menjelaskan bahwa di tempat itu hidup segerombolan kera kera liar. Dan benar saja, di pintu gerbang kami di sambut sekelompok kera yang tengah bersantai seolah olah tengah menunggu kami.
Belum sempat kami melemparkan kacang, guide kami mulai berbicara lagi, “Kalian boleh memberi makan kera kera itu sepuasnya asalkan kalian tidak menyakitinya. Jangan sentuh kera kera itu, jangan usil kepada mereka, ingat itu!”“Ada ada saja orang bali, masuk ke tempat ini saja hanya untuk memberi makan kera masih ada saja peraturannya. Yah… apa boleh buat ikuti sajalah,”gerutuku dalam hati. Setelah guide kami menghentikan celotehannya, kami langsung melemparkan kacang kacang yang sontak membuat para kera berlarian mengejar kacang yang berjatuhan.
Setelah bungkus kacang terasa kosong, kami melanjutkan masuk ke pura. Di sana kami berhenti sejenak dan diceritakan asal mula tempat ini. “Gak penting, lebih baik aku duduk saja”ucapku dalam hati. Aku langsung duduk di salah satu anak tangga. Aku meluruskan kakiku di sana. Beberapa temanku juga mengikutiku, yah mungkin karena mereka juga sama sama capek setelah menempuh perjalanan jauh.
Kuperhatikan wilayah sekitar tempat dudukku, di sana sangat asri sekali, banyak pohon yang tinggi menjulang ke atas dan masih ada juga monyet yang berkeliaran. colekan-colekan di punggung ku membubarkan lamunanku.” Ah mungkin cuma teman teman yang usil,” aku cuek saja tak peduli. Tapi ada sesuatu yang aneh teman-teman yang duduk di sebelahku mulai menjauh perlahan dengan wajah yang aneh seolah olah aku menakutkan.Untuk yang kedua kalinya aku cuek saja, aku tetap duduk melepas penat.   
Entah kenapa colekan colekan itu tetap ada dan menjalar perlahan menuju kepalaku. Seketika itu teman teman menyebut namaku nyaris tak bersuara, “Aldo… Aldo…”. Aku yang bingung bertanya menyerupai gaya mereka “Ada apa?”” Meraka menunjuk-nunjuk kepalaku. Aku semakin bingung dan bertanya lagi dengan suara yang sama pelannya “ Ada apa di kepalaku?”Kurasakan kepalaku semakin terasa berat. Mereka berkata kepadaku tentang suatu hal, tapi aku tak bisa mendengarnya dengan jelas. “Jangan jangan penunggu pure ini marah karena aku duduk sembarangan dan menduduki kepalaku,”gerutuku dalam hati. Pikiran itu membuat aku semakin cemas.
Tiba tiba ada ekor menjuntai di pipi kananku. Saat itu juga aku terkejut dan langsung bertanya dengan nada lebih keras kepada temanku “Apa yang ada di kepalaku?” Mereka masih menjawab dengan suara yang pelan. Aku kembali bertanya dengan nada ketakutan “Apa yang ada di kepalaku?”“ M…M…OOO…NN…YY…EETT” kata mereka dengan terpatah-patah.Aku langsung bangun perlahan dari tempat dudukanku. Dan mulai berteriak histeris, namun aku mencoba untuk tetap tenang.
Guide yang mendengan teriakanku langsung menghampiriku “Tenanglah duduklah perlahan nanti dia akan turun sendiri”. Aku menuruti perintahnya, dan benar monyet itu langsung turun dari kepalaku.

Setelah monyet itu turun guide itu menjelaskan “ Jangan takut, kejadian seperti itu sudah biasa, monyet itu tidak akan menyakitimu jika kamu tak menyakitinya. Malahan orang orang banyak yang ingin dinaiki monyet sepertimu untuk berfoto”. “hahaha,” teman temanku menertawaiku. “Diam itu gak lucu!” ucapku sebal. Tetepi sebenarnya di dalam hati aku juga menertawai diriku sendiri. Kami pun melanjutkan perjalanan kami.

No comments:

Post a Comment